Senin, 25 Juni 2018

BALASAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERTAKWA

    PENDERITAAN yang menimpa orang yang berada dijalan Allah merupakan jalan yang ditempuh para nabi dan rasul.Apa yang menimpanya itu bukanlah suatu hal yang baru.Perlu diketahui,sebagaimana para nabi itu mempunyai ahli waris.Pewaris nabi akan mendapatkan apa yang dijanjikan Allah,
Allah SWT berfirman:

وَرَفَعْنَا لَـكَ ذِكْرَكَ
wa rofa'naa laka zikrok

"dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu."
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 4)
    Sedangkan,para musuhnya juga mendapatkan bagian sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan,
Allah SWT berfirman:

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
inna syaani`aka huwal-abtar

"Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."
(QS. Al-Kausar 108: Ayat 3)
    Orang yang berada dijalan Allah ta'ala mendapatkan warisan nama baik,sedangkan orang yang memusuhinya terputus dari rahmat Allah ta'ala,sejarahlah sebagai saksinya autentiknya.Allah ta'ala telah mengharumkan nama Imam Ahmad rahimahullah dan Syhekhul Islam Ibnu Taimyyah rahimahullah sampai saat ini sebagaimana dia juga menghapus nama-nama orang yang memusuhi dan mendengki mereka.Apabila orang-orang yang berada di jalan Allah itu disebut namanya,maka orang-orang yang memusuhi merek tidak disebutnya kecuali sikap mereka yang memusuhi dan menzalimi mereka.Kitab-kitab kedua Imam ini pun sangatlah menumpuk di rak-rak buku dimanfaatkan oleh segala usia,mulai dari anak kecil hingga orang dewasa .Hal itu sesuai dengan firman Allah ta'ala,
Allah SWT berfirman:
"... Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi...."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 17)
  "Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa."
(QS. Hud 11: Ayat 49)
"... Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 128)
   Ini adalah balasan didunia,sedangkan di akhirat Allah ta'ala berfirman,
تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا   ۗ  وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
tilkad-daarul-aakhirotu naj'aluhaa lillaziina laa yuriiduuna 'uluwwan fil-ardhi wa laa fasaadaa, wal-'aaqibatu lil-muttaqiin

"Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 83)
    Oleh karena itu,bersungguh-sungguhlah wahai Saudaraku untuk menjadi orang yang bertakwa,cintailah mereka sepenuh hatimu.Berhati-hatilah kamu,jangan sampai kamu termasuk orang-orang yang musuhi dan membenci mereka,atau kalau tidak kamu akan termasuk dari golongan mereka.Imam Syafi'i rahimahullah berkata,
  "Aku mencintai orang-orang saleh walaupun aku bukan termasuk dari mereka
Aku berharap dengan mencintainya aku bisa mendapatkan syafaat
Aku benci kepada orang-orang yang memperjual belikan kemaksiatan
Sekalipun kami mempunyai barang dagangan yang sama."

Jumat, 22 Juni 2018

HATI YANG BERSIH

    Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari syirik,dengki,dendam,kikir,sombong,cinta dunia,dan jabatan.Ia terbebas dari segala penyakit yang dapat menjauhkannya dari Allah,terbebas dari segala syubhat yang dapat menghalangi kebaikannya,dan terbebas dari keinginan yang mampu merintangi tujuannya,dan terbebas dari segala penghalang yang merintanginya dari Allah.
    Sebagian orang mengira bahwa hati yang bersih tercermin dalam mudahnya ia berbuat kedengkian,kemunafikan,canda tawa,serta tidak tahu antara yang baik dan buruk,padahal yang benar bukanlah demikian.Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,"Hati yang bersih lagi terpuji adalah hati yang menghendaki kebaikan bukan keburukan,lebih dari itu ia mengetahui antara yang baik dan yang buruk.Adapun orang yang tidak mengetahui hal yang buruk,berarti hatinya belum bersih dan belum terpuji.
    Muridnya yakni Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan masalah ini dengan mengatakan dengan mengatakan,"perbedaan antara hati yang bersih dengan hati yang lemahlagi lalai adalah bahwa hati yang bersih terbentuk dari ketidakinginannya pada hal-hal yang buruk setelah mengetahuiny,bukan terbentuk dari pengenalan dan pengetahuan tentangnya,sehingga hati itu terbebas dari keinginan terhadapnya.Hal ini berbeda dengan hati yang lemah lagi lalai,karena hati tersebut bodoh dan picik.untuk itu,ia tidak dipuji,bahkan ia dicela.karena orang-orang itu hanya memuji hati yang bersih.
    Sementara itu,hati yang sempurna adalah hati yang mengetahui dan mengenal seluk-beluk keburukan agar ia bisa terbebas dari keinginan terhadapnya.Umar Ibnul Khathab r.a. berkata, 'Saya bukan penipu dan tidak bisa ditipu.'Karena,Umar terlalu cerdik untuk ditipu dan terlalu wara' untuk menipu.Allah Ta'ala berfirman,
ءِلَّامَنْ ءَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ(*٨٩*)
    "Kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih."(asy-Syu'araa':89).
    Inilah tipe orang yang terbebas dari berbagai macam penyakit yang menjangkiti hati-hati yang sakit,berupa penyakit syubhat yang mesti disertai oleh prasangka,penyakit nafsu yang mesti disertai oleh suatu yang disenangi oleh hawa nafsu.Sedangkan,hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari semua penyakit tersebut.

Kamis, 21 Juni 2018

PENYEBAB SALING BENCI DAN DENGKI

                         MARAH
  Ketahuilah bahwa kemarahan itu apabila mesti di bendung,pasti tidak akan mampu disembuhkan ketika itu juga.Ia akan kembali ke hati dan tertahan di dalamnya kemudian menjadi dengki kemarahan itu merupakan tempat masuknya setan yang sangat besar untuk menebarkan perselisihan diantara kaum muslimin.Biasanya ada orang-orang yang kesal terhadap dirinya sendiri.Kemudian terkadang setan mengemas kemarahan tersebut dengan sesuatu yang membuatnya melecehkan agama Allah serta antusias mengharamkannya.
  Abu ja'far bin Muhammad berkata,"Marah itu merupakan kunci setiap kejahatan."oleh karena itu,ketika seseorang meminta naaihat kepada Nabi saw.,beliau berkata kapadanya,'jangan marah.karena orang yang tidak mampu menguasai dirinya ketika marah,apabila ia marah,orang yang dimarahi itu mengatakan bahwa di dalam kemarahannya itu tidak memberikan keuntungan apa-apa.Dia mengetahui bahwasanya perkataannya itu bohong,barang kali orang lain pun mengetahui kebohongan tersebut.Kemudian kedengkian dan kekacauan pikirannya membawanya untuk tetap marah."
  Oleh kerena itu,hendaklah bagi seorang muslim bertaqwa kepada Allah ketika marah.Jangan sampai kemarahannya tersebut mengeluarkannya kepada sesuatu yang diharamkan Allah.
  Ibnu Rajab berkata,"Allah sungguh memuji orang yang memaafkan ketika marah."Lalu ia membaca firman Allah Ta'ala,
   "Apabila mereka marah,mereka memberi maaf."(al-Hasyr:37)
    Karena,kemarahan itu mengiring pelakunya untuk berkata yang tidak benar dan berbuat tidak adil.Barang siapa yang mampu berkata benar ketika ia sedang marah dan senang,berarti hal itu menunjukkan kekuatan imannya dan kemampuannya dalam mengendalikan dirinya.
    Diantara doa Rasullullah saw. ada yang berbunyi,
(الَّهُمَّ اَسْاَلُكَ خَشْيَتَكَ فيَ الْغَيْبِ وَاشَّهَادَةِ وَاَسْاَلُكَ كَلِمَةَالْاِخْلاَصِ فِي الّرِضَا وَالْغَضَبِ)
    "Wahai Tuhanku,aku memohon kepada-mu untuk takut kepada-mu ketika dalam kesendirian dan keramaian.Aku mohon pada-mu perkataan yang benar ketika dalam keadaan senang dan marah."

Senin, 18 Juni 2018

AIR SEBAGAI ANUGRAH AGAR MANUSIA BERSYUKUR

Allah menurunkan air dari langit dengan ukuran dan kadar yang sesuaikan dengar ukuran bumi.Dengan air itu,Bumi membutuhkan bermacam-macam tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan obat oleh manusia diantaranya kurma,anggur,dan zaitun yang dapat membangkitkan selera makan.Hal itu dikondisikan demikian agar manusia semakin bersyukur dan menaati apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya.Jika manusia tetap durhaka,Allah Maha Berkuasa untuk melenyapkan kembali air dan bumi atau mendatangkan yang lebih besar dari takarannya sehingga Bumi tenggelam.(Q.S AL-Mu'minun,23:18)